Bansos PKH dan Sembako Menjadi Berkah di Bulan Ramadhan

staff kilas

BOGOR, KRP – Harapan Baru di Kota Hujan: Distribusi Bansos untuk Warga Penerima Manfaat

Sebagai kota yang dikenal dengan sebutan “kota hujan”, Bogor selalu dikelilingi oleh awan gelap dan guyuran gerimis halus. Bagi penduduk setempat, situasi tanpa hujan pada suatu hari terasa aneh. Setiap tetes air hujan dipandang sebagai sumber kebahagiaan dan rezeki. Kondisi ini juga tercermin di Kantor Pos Cabang Utama (KCU) Bogor.

Awal Maret yang mendung membawa harapan baru bagi Warga Penerima Manfaat (WPM) di Kota Bogor. Bantuan sosial (bansos) Program Sembako dan Program Keluarga Harapan (PKH) dari Kementerian Sosial Republik Indonesia, yang ditransfer melalui PT Pos Indonesia (Persero) atau PosIND, telah sampai tepat waktu kepada para penerimanya. Dukungan finansial ini tidak hanya berfungsi sebagai lapis perlindungan sosial, tetapi juga memperkuat posisi mereka dalam menghadapi tekanan kehidupan sehari-hari, terutama menjelang bulan Ramadhan yang sakral.

Memasuki bulan Ramadhan tahun Hijriyah 1446, kantor pos Bogor diserbu oleh banyak penduduk setempat. Para pengunjung yang telah menerima undangan membentuk antrean panjang. Ratusan orang yang hadir adalah kelompok penerima manfaat atau Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang berhak atas bansos seperti Program Sembako dan PKH. Di awal tahun 2025, PosIND membagikan bantuan uang tunai kepada lebih dari 32.073 keluarga penerima manfaat di seluruh Kota Bogor.

Cerita Penerima Manfaat

BACA JUGA:  Sentuhan Cepat Julian Alvarez dan Hukum Permainan: Pertarungan Atletico Madrid vs Real Madrid

Asri Suhati, penduduk Bogor Timur, menceritakan perjalanan untuk memperoleh bantuan tersebut. “Ingatan saya masih segar; prosedurnya berawal dua tahun lalu ketika saya mendaftar di kantor kelurahan. Berkat dukungan dari pengurus RT dan RW, nama saya berhasil terdaftar dalam Daftar Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Setelah menunggu hampir dua tahun, akhirnya saya dapat merasakan manfaat Program Sembako dan uang tunai PKH senilai Rp875.000,” ungkap Asri. Ia menggunakan uang tersebut untuk membiayai pendidikan kedua putranya yang masih bersekolah di tingkat SMA dan SMP.

Asri yang sebelumnya menerima bantuan sosial di rumah ketua RT, kini mengumpulkannya di kantor pos. Ia menyatakan bahwa layanannya cukup efisien dan tanpa hambatan. “Tanpa hambatan apapun, mungkin karena kedatangan saya yang agak sore jadi harus antri,” ujarnya.

Bantuan finansial ini sangat penting bagi Asri, terutama untuk memenuhi kebutuhan pendidikan putranya. “Sedikit beban itu terasa hilang,” katanya sambil tersenyum.

Susanti, penerima Bansos PKH senilai Rp1.325.000 untuk tiga bulan, juga mengungkapkan pentingnya dukungan finansial ini. “Saya merasa prosesnya agak memakan waktu, karena saya harus mengumpulkan berkas-berkas seperti surat keterangan dari RT dan RW serta menyerahkan fotokopi Kartu Keluarga (KK). Namun, saya sangat bersyukur karena dana ini sangat berguna untuk memenuhi biaya sekolah anak dan kebutuhan harian di rumah,” jelas Susanti.

Bu Heni Yuliasari, penduduk Kecamatan Tanah Sareal, yang menerima uang senilai Rp600.000, mengatakan, “Dana ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anak saya. Saya harap program ini dapat dipertahankan dan memberdayakan lebih banyak rumah tangga.”

BACA JUGA:  Razman Nasution Tidak Bisa Menemui Nikita Mirzani: Inilah Alasannya Mengapa Ia Di Tolak Untuk menjenguk Ibunda Lolly

Husen, yang menerima dukungan melalui kunjungan langsung ke rumah, mengungkapkan terima kasih kepada petugas PosIND. “Saya tidak dapat meninggalkan rumah karena kondisi kesehatan saya. Namun, alhamdulillah, dukungan ini sangat berguna untuk memenuhi kebutuhan makan dan obat-obatan saya. Semoga bantuan ini berlanjut,” katanya.

Kasminem, seorang lansia, juga menyampaikan rasa syukurnya atas bantuan yang diterimanya. Meskipun berusia senja, ia berencana menggunakan setengah dari bantuan tersebut untuk amal. “Saya sangat bersyukur atas bantuan ini,” tutup Kasminem.

Pekerjaan Sambilan Sebagai Lapangan Amal

Atik, salah satu staf PosIND yang bertugas sebagai petugas pembayaran door-to-door di KCU Bogor, menceritakan perjuangannya. “Kami seringkali harus melalui perjalanan panjang, bahkan saat hujan deras, demi memastikan bantuan sampai ke tangan orang yang berhak. Rata-rata, kami menangani antara 75 hingga 80 individu manfaat dalam sehari,” ungkap Atik.

Kondisi cuaca yang tidak terprediksi seringkali menjadi tantangan. “Meskipun kita berperan sebagai juru bayar, kami tidak bisa menunda tugas hanya karena hujan. Kami cukup menggunakan jas hujan untuk memastikan bantuan sampai kepada KPM,” jelasnya.

Atik menambahkan bahwa metode door-to-door sangat positif karena memungkinkan tim untuk melakukan verifikasi langsung di lokasi. “Kami harus memastikan penerima masih berada di alamat yang terdaftar untuk menghindari penyaluran bantuan yang tidak tepat,” katanya.

BACA JUGA:  Gubernur Demul Tanggapi Tantangan PDIP: Investigasi Bangunan Swasta di Puncak Terkait Keterlibatan Kementerian Lingkungan Hidup

Kolaborasi Bersama TKSK dan Pihak Berkepentingan Lainnya

Ismail Marzuki dari Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Tanah Sareal menekankan pentingnya kerjasama antara berbagai pihak untuk kesuksesan program ini. “Kami bekerja sama dengan PosIND, pembimbing PKH, perangkat desa, dan kepolisian untuk menjamin kelancaran distribusi,” jelasnya.

Ismail juga menyoroti peran TKSK dalam penilaian penerima bantuan. “Jika ada anggota keluarga penerima manfaat yang tidak memenuhi kriteria, kami segera mengecek ulang dan melaporkannya,” tambahnya.

Komitmen Menuju Pelayanan Optimal

Sani Ginanjar, Manajer Umum Eksekutif di KCU Bogor, menjelaskan bahwa distribusi bantuan sosial PKH dan Program Sembako tahun 2025 telah disiapkan dengan teliti. “Kami melakukan persiapan setelah mendapatkan petunjuk dari kantor pusat, termasuk pencetakan undangan dan pembentukan tim khusus,” ungkapnya.

Sani menambahkan bahwa tantangan utama adalah mengelola antrean di kantor pos pusat, terutama saat bersamaan dengan pembayaran dana pensiun. “Kami perlu merancang tata letak yang optimal untuk menghindari kerumunan,” jelasnya.

Mereka juga melakukan kunjungan langsung ke rumah untuk mencapai KPM yang tidak dapat hadir. “Kami ingin setiap penerima manfaat tidak hanya mendapatkan dukungan, tetapi juga merasa senang dengan kualitas layanan yang diberikan,” tandas Sani.

Baca Selanjutnya:

Bagikan:

Tags

Tinggalkan komentar

/