PANGANDARAN, KRP – Di pesisir selatan Jawa, tepatnya di Pantai Legokjawa, Kabupaten Pangandaran, kehidupan para nelayan lobster mengalami masa surut akibat cuaca ekstrem. Angin kencang dan gelombang tinggi yang mencapai lebih dari empat meter memaksa para nelayan untuk menepi, menyisakan jaring dan bubu mereka tanpa hasil di daratan. Bagi Roni, salah seorang nelayan lobster asal Dusun Cidadap, Desa Legokjawa, kondisi ini menjadi ujian berat yang telah berlangsung selama tiga bulan terakhir.
“Biasanya dalam seminggu saya bisa dapat belasan kilogram lobster, tapi sekarang jangankan mencari, melaut saja tidak bisa,” ungkap Roni dengan penuh keprihatinan saat ditemui di Pantai Legokjawa, Kamis (7/3/2025).
Namun, di tengah sulitnya situasi, Roni tetap berupaya mencari solusi. Meski tabungan makin menipis, ia mencari pekerjaan serabutan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, meski tantangan terus menghadang.
Mengintip Potensi Besar yang Tak Terjangkau
Salah satu hal yang memperparah rasa kecewa Roni adalah kenyataan bahwa harga lobster di pasaran tengah melambung tinggi. “Sekarang harga lobster bisa tembus Rp400 ribu per kilogram, tapi percuma kalau barangnya tidak ada,” katanya dengan nada kecewa.
Sayangnya, modal melaut yang tidak kecilโmencapai sekitar satu juta rupiah dalam enam bulanโdan kemungkinan kerusakan alat tangkap karena cuaca buruk semakin menekan Roni dan nelayan lainnya. Dengan hasil tangkapan rata-rata Rp200 ribu per hari ketika cuaca normal, melaut tidak selalu menjamin keuntungan besar. “Kadang nggak hasil juga, karena ya namanya usaha,” tambahnya.
Meskipun keuntungan dari tangkapan lobster di masa normal adalah salah satu tumpuan ekonomi yang menjanjikan, tantangan besar akibat perubahan iklim dan cuaca ekstrem sangat memengaruhi stabilitas para nelayan kecil.
Harapan di Tengah Ketidakpastian

Roni menyampaikan harapannya agar cuaca segera membaik, sehingga ia bisa kembali mencari lobster dan menutupi kerugian selama masa sulit ini. “Kalau sudah bisa melaut lagi, semoga tangkapan bagus biar bisa menutupi kerugian selama ini,” tuturnya.
Cuaca ekstrem seperti ini merupakan masalah tahunan yang dihadapi oleh nelayan di wilayah pesisir selatan. Namun, situasi yang terus berulang ini perlu mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak, khususnya pemerintah daerah. Selain bantuan langsung, upaya seperti pelatihan nelayan dalam menghadapi cuaca buruk, diversifikasi sumber penghasilan, atau pemberian subsidi alat penangkap ikan yang baru dapat menjadi solusi berkelanjutan jangka panjang.
Para nelayan seperti Roni adalah tulang punggung ekonomi daerah yang harus terus bertahan di tengah tantangan alam dan ekonomi. Dengan harapan dan usaha yang tidak pernah pudar, mereka terus menunjukkan kekuatan dan ketabahan yang luar biasa.
Pentingnya Peran Pemerintah dan Masyarakat
Lancarnya kehidupan para nelayan lobster Pangandaran juga menjadi tanggung jawab bersama. Pemerintah daerah diharapkan dapat memberikan dukungan berupa bantuan langsung untuk kebutuhan hidup, bantuan alat tangkap, serta pelatihan untuk menghadapi tantangan cuaca ekstrem.
Di sisi lain, peran masyarakat juga sangat penting. Pembeli lokal dapat membantu memperkuat pasar hasil laut dengan mendukung nelayan lokal. Selain itu, kesadaran tentang pentingnya menjaga ekosistem laut juga perlu ditingkatkan agar generasi mendatang tetap dapat menikmati kekayaan laut seperti lobster.
Nelayan lobster di Pantai Legokjawa tidak hanya mengandalkan alam untuk kehidupan mereka, tetapi juga dukungan dan perhatian dari berbagai pihak untuk bangkit di tengah cuaca yang tak menentu.
Mengisi Kehidupan dengan Optimisme
Meski diterpa cuaca ekstrem dan tantangan ekonomi, semangat nelayan seperti Roni menawarkan pelajaran hidup berharga tentang ketangguhan, harapan, dan perjuangan. Mereka berjalan di bawah bayang-bayang gelombang besar, namun tetap optimis menatap masa depan.
Dengan kerja sama, baik antara pemerintah maupun masyarakat, kelangsungan hidup nelayan kecil seperti Roni dapat terjamin. Karena di balik setiap tangkapan lobster, ada kisah penuh inspirasi, perjuangan, dan keberanian.