KRP – Puncak Carstensz Pyramid, atau yang juga dikenal sebagai Puncak Jaya, adalah salah satu mahakarya alam yang tidak hanya menjadi kebanggaan Indonesia tetapi juga dunia. Dengan ketinggiannya yang mencapai 4.884 meter, puncak ini menjadi bagian penting dari “World Seven Summits,” deretan puncak-puncak tertinggi di tujuh benua, bersama Kilimanjaro di Afrika dan Aconcagua di Amerika Selatan.
Pesona Geografis dan Iklim yang Unik
Meskipun berlokasi di daerah tropis Papua, Puncak Carstensz Pyramid memiliki salju abadi yang menjadikannya unik di antara puncak-puncak lain di dunia. Namun, akibat dampak perubahan iklim yang semakin signifikan, lapisan es di puncak ini terus menipis. Dari data tahun 2016 hingga 2022, ketebalan es menurun sekitar 2,5 meter setiap tahunnya, dan pada tahun 2022, hanya tersisa 0,23 kilometer persegi es.
Sejarah yang Mendunia
Jejak Puncak Carstensz Pyramid pertama kali ditemukan oleh penjelajah Belanda, Jan Carstenszoon, pada tahun 1623. Nama ini kemudian diubah menjadi Puncak Soekarno pada tahun 1963 untuk merayakan bergabungnya Papua ke Indonesia, dan akhirnya menjadi Puncak Jaya. Meski demikian, dalam kancah internasional, nama Carstensz Pyramid tetap lebih dikenal.
Pendakian pertama yang sukses terjadi pada tahun 1962, dipimpin oleh petualang legendaris Heinrich Harrer bersama Robert Philip Temple, Russell Kippax, dan Albertus Huizenga. Keberhasilan ini membuka jalan bagi pendaki-pendaki lainnya untuk menaklukkan salah satu tantangan terbesar dalam dunia mendaki.
Tantangan Ekstrem Mendaki Carstensz Pyramid
Mendaki Puncak Carstensz bukanlah perjalanan biasa. Dibutuhkan keterampilan teknis seperti penggunaan tali tetap, rappelling, hingga kemampuan untuk melalui medan berbatu yang tajam dan terjal. Beberapa rute yang paling umum digunakan meliputi:
- Timika ke Kampung Dolinokogo (Tsinga) dan Carstensz Selatan.
- Nabire ke Ilaga dan Carstensz Utara.
- Nabire ke Sugapa, melewati Kampung Ugimba atau Zakumba.
Namun, perjalanan ini tetap penuh tantangan alam dan risiko, seperti yang terlihat dari insiden tragis 1 Maret 2025 ketika dua pendaki wanita, Lilie Wijayati Poegiono dan Elsa Laksono, meninggal dunia akibat hipotermia.
Warisan Alam yang Harus Dijaga
Puncak Carstensz Pyramid adalah simbol kekayaan alam dan semangat petualangan. Dengan semua nilai sejarah, geografis, dan tantangan yang dibawanya, puncak ini layak untuk dilestarikan dan dihormati. Tidak hanya sebagai tujuan pendakian, tetapi juga sebagai warisan alam yang mencerminkan ketangguhan dan keindahan Indonesia.
Mari kita rawat dan jaga Puncak Jaya, baik untuk generasi kita saat ini maupun generasi mendatang. Dengan menjaga alam, kita juga menjaga mimpi, tantangan, dan kebanggaan bangsa.