Pertamina Bersaing untuk Mengelola Kilang Minyak Berkapasitas 1 Juta Barel

staff kilas

KRP – Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, menyatakan bahwa Pertamina adalah salah satu calon utama yang dipertimbangkan untuk mengerjakan proyek pembangunan kilang minyak dengan kapasitas satu juta bph. Ini sesuai dengan arahan langsung dari Presiden Prabowo Subianto.

“Saya berpendapat bahwa Pertamina adalah salah satu entitas yang perlu dipertimbangkan karena merupakan Badan Usaha Milik Negara dalam sektor energi,” ungkap Bahlil ketika ditemui di Cilegon, Banten, pada hari Kamis (13/3).

Bahlil menyatakan bahwa pemerintah merancang pembangunan instalasi pengolahan minyak baru guna menjamin mutu bahan bakar. Walaupun Pertamina adalah calon terdepan, namun kesimpulan final mengenai hal ini tetap akan disusun secara mendalam oleh pihak pemerintah.

BACA JUGA:  Sujiwo Refusalkan Kendaraan Dinas dari Prabowo, Dana Rp 2 M Digunakan untuk Memperbaiki Jalan

Satuan Tugas (Satgas) Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional merancakan untuk menggandakan kapasitas konstruksi kilang pemurnian minyak mentah dari yang sebelumnya 500 ribu barel per hari menjadi seribu barel per hari.

  • Gojek Menetapkan 3 Syarat bagi Driver Ojol yang Akan Mendapat Insentif Lebaran Tahun 2025
  • Imbas dari Banjir Jabodetabek, Kementerian Lingkungan Hidup Mengawasi 9 Bangunan di Area Sungai Ciliwung dan Bekasi
  • Kepala Polri Mengatakan bahwa Kapolres Ngada Akan Ditangani Secara Hukum Pidana dan Sanksi Etika

Pengambilan keputusan ini dilakukan saat Rapat Terbatas yang berlangsung antara Presiden Prabowo bersama tim Satgas di Istana Merdeka, Jakarta, pada hari Senin (10/3) malam.

BACA JUGA:  Khawatir Bahrain Tak pada Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia


Pembangunan di 16 Lokasi

Bahlil, yang sekaligus bertugas sebagai Kepala Satuan Tugas Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional, mengumumkan bahwa pembangunan fasilitas pemrosesan minyak dengan kapasitas mencapai satu juta barel per hari akan diselenggarakan di berbagai tempat seperti Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Maluku, serta Papua.

“Oleh karena itu hal ini mencapai distribusi merata. Tempatnya terletak di 16 titik yang berpotensi,” katanya saat memberikan keterangan pada jumpa pers setelah rapat.

Rencanan ini berbeda dengan ide pertama yang menyarankan pembangunan pabrik minyak dengan kapasitas 500 ribu barel per hari di satu tempat spesifik.

BACA JUGA:  Ahli Cermati Revisi UU TNI tentang Prajurit Aktif Menjabat di Sektor Sipil: Tetap Rasional?


Perusahaan dari AS dan Cina Menjadi Kandidat untuk Sistem Teknologi

Bahlil menyebutkan bahwa ada dua perusahaan dari AS dan Cina yang berpotensi menjadi pemasok teknologi untuk projek pembangunan kilang minyak tersebut.

“Kami sudah mengharapkan mereka untuk menunjukkan teknologinya yang akan dipakai hari senin depan,” katanya.

Seputar besaran investasi dalam proyek ini, Bahlil menyebutkan bahwa jumlah dana yang tepat baru dapat ditentukan usai pemaparan teknologinya oleh kedua perusahaan bersangkutan.

“Hasilnya kemungkinan hanya dapat diketahui setelah penyampaian presentasi pada hari Senin,” katanya.

Baca Selanjutnya:

Bagikan:

Tags

Tinggalkan komentar

/