MAJENE,
– Masjid Nurul Azizil Hakim di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, mendapat perhatian dari banyak wisatawan karena desainnya yang mengagumkan dan mirip dengan Ka’bah di Mekkah, Arab Saudi.
Berada di Jl. Rangas, Kelurahan Rangas Timur, Kecamatan Banggae, mesjid ini sudah menjelma sebagai destinasi pariwisata rohani yang populer dan banyak dikunjungi oleh wisatawan dari seluruh tempat.
Menurut Firdaus, salah satu pengurus masjid, pembangunan Masjid Nurul Azizil Hakim dimulai pada November 2020 dan diresmikan pada Agustus 2021.
“Desain eksteriornya yang berupa kubus berwarna hitam pada masjid ini menyerupai pusat kiblat bagi umat Muslim,” katanya, Rabu (12/3/2025).
Ada replika dari kiswah dan batu hitam.
Eksterior masjid tersebut didekorasi dengan kaligrafi bersinar ketika tertimpa cahaya matahari, sementara itu replika kiswa dan Hajar Aswad dipajang di salah satu pojok masjid.
Masjid tersebut berukuran mirip dengan Kabah dengan panjang sekitar 12 meter, lebar 9 meter, serta ketinggian mencapai 5,2 meter.
Di bagian dalam, masjid dilapisi kayu dengan ukiran kaligrafi yang indah, sementara lampu gantung yang menggantung menambah kesan elegan di interiornya.
Firdaus menyatakan bahwa ide untuk membangun masjid tersebut timbul setelah seorang pendiriannya kembali dari melaksanakan ibadah haji di Arab Saudi.
Berdasarkan kisah yang ia ceritakan, setelah menunaikan ibadah haji, dia merasa bahwa tampilan Kabah jauh lebih baik. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa terdapat beberapa tempat lain yang memiliki struktur serupa dengan Kabah tetapi kurang sesuai.
full
, jadi yang bangun ini coba-coba untuk bangun
full
dan alhamdulillah persis,” ungkap Firdaus.
Sejak diresmikan, masjid ini telah menjadi obyek wisata religi di Majene.
Firdaus menyebutkan bahwa masjid ini ramai dikunjungi warga dan majelis taklim dari luar Majene, termasuk Mamuju, Pasangkayu, bahkan hingga luar Sulawesi Barat seperti Sidrap, Pare-pare, Makassar, dan Kalimantan.
Banyak pengunjung yang datang untuk merasakan pengalaman berada di Kabah, dan bagi yang sudah berhaji, kunjungan ini mengingatkan mereka pada pengalaman di Kabah.
“Selain itu, ada pula orang-orang yang setibanya di tempat ini langsung diberi kesempatan untuk menjalankan ibadah haji,” jelasnya.
Masjid Nurul Azizil Hakim juga kerap dipakai sebagai lokasi pelaksanaan manasik haji untuk para kandidat jemaah haji yang berasal dari Majene.
Tiap tahun, para peserta haji menghadiri pelajaran di masjid tersebut guna mempraktekkan simulasinya seperti saat melaksanakan ibadah haji di Mekkah.
Pada bulan Ramadhan, masjid ini berfungsi sebagai lokasi acara religius seperti kajian dan penyampaian ceramah bagi anak-anak.
Saat mendekati waktu berbuka, banyak penduduk yang menghabiskan waktu menunggu magrib bersama keluarganya sambil memotret diri mereka sendiri.