Menyelenggarakan pendidikan disiplin kepada buah hati sejak kecil merupakan suatu hal yang cukup menantang untuk para ibu dan bapak. Apakah cara tersebut benar-benar berhasil?
time out
Bagaimana cara mendidik dan mengatur disiplin pada anak dalam kategori umur tersebut?
Harus diingat bahwa sampai dengan umur 3 tahun, si kecil tengah antusias dalam mengeksplorasi dan mempelajari tentang norma-norma, pembatasan, serta akibat dari perilaku mereka. Pada rentang usia tersebut, yaitu 1-3 tahun, buah hati kita sedang melalami pertumbuhan kognitif dan emosi yang cepat.
Dalam hal ini, metode
time out
Atau istirahat kerap dimanfaatkan sebagai metode untuk membiasakan tentang disiplin.
Mengapa anak perlu diajarkan untuk disiplin?
Menurut seorang profesor psikiatri dari UCLA School of Medicine, yaitu Siegel, disiplin seringkali salah dipahami sebagai bentuk hukuman.
“Padahal seharusnya disiplin dipandang sebagai proses belajar atau mengajarkan, bukannya sanksi,” jelas Siegel, demikian diutarakannya menurut
BBC.
10 Metode Menyiplin Anak Sejak Usia bayi dengan Benar dan Ketepatan Waktunya Untuk Memulai |
Untuk sebagian besar orangtua lanjut usia, disiplin biasanya dihubungkan dengan pemberian hukuman, baik dalam bentuk kekerasan fisik maupun kata-kata, sebagai cara untuk mengajarkan pelajaran.
Akan tetapi, disiplin yang baik harus lebih menekankan pada proses pengajaran daripada hukuman. Ini merupakan suatu tantangan utama, khususnya saat anak-anak masih belum benar-benar memahami konsekuensi dari perilaku mereka.
Apa itu metode
time out
?
Dikutip dari
Raising Children
,
time out
Merupakan pendekatan perilaku positif untuk mengatasi tingkah laku anak yang sulit. Di sini, fokus anak dipindahkan secara cepat baik itu dari tugas yang menyenangkan ataupun hal lain yang tengah mereka lakoni.
Metode
time out
Diperkirakan bisa membantu anak-anak untuk berkembang menjadi lebih baik secara perilaku dan mencegah mereka terjerumus pada tindakan negatif seperti bersikap kasar atau seringkali membandel melawan arahan. Ini disebabkan oleh fakta bahwa si kecil dengan mudah menyadari hal-hal yang tak boleh dilakukan ketika mendapatkan pengabaian dari ibunya.
Saat istirahat dan momen hening pula memberikan kepada anak-anak suatu suasana damai, di mana mereka bisa meredakan kecemasan diri sendiri.
Ya,
time out
Biasanya hal ini dilaksanakan dengan mengirimkan anak ke suatu area yang sunyi dan cukup terpencil dari kerumunan selama periode waktu yang pendek (biasanya berlangsung beberapa menit).
Tujuan pokoknya adalah agar anak diberi kesempatan untuk mengendurkan diri, tidak bertujuan membuat mereka merasa bersalah atau malu.
Apakah
time out
Apakah ini efektif untuk anak usia 1 sampai 3 tahun?
Berikut hasil dari studi serta pendapat pakar-pakar terkait teknik tersebut.
time out
Bisa jadi efisien apabila dipakai sesuai dengan caranya. Akan tetapi, umur si kecil cukup menentukan bagaimana teknik tersebut diminati serta dieksekusi.
Balita berusia 1-3 tahun masih kesulitan dalam mengendalikan emosinya. Oleh karena itu, saat mereka merasakan amarah atau kekecewaan, mereka belum paham bagaimana menyikapi perasaan-perasaan tersebut dengan tepat.
Metode
time out
pun dapat memberi kesempatan untuk anak maupun orang tua saling menenangkan diri tanpa stimulus atau gangguan lain.
Dengan menggunakan
time out
secara konsisten dan sesuai dengan situasi, anak bisa mulai belajar bahwa perilaku tertentu akan membawa konsekuensi yang tidak menyenangkan. Misalnya jika seorang anak punya kebiasaan membuang mainan,
time-out
mengajarkan mereka bahwa perilaku tersebut tidak dapat diterima di rumah.
Tantangan dalam melakukan
time out
Meski efektif untuk mendisiplinkan, tapi ada beberapa tantangan dalam penerapan time out terutama pada anak usia 1-3 tahun. Sebab di usia ini kemampuan mereka untuk diam menahan diri atau memikirkan tentang perilakunya masih sangat terbatas.
Berikut beberapa tantangan orang tua dalam penerapan metode
time out:
1. Sulit memahami konsekuensi
Anak usia 1-3 tahun masih sangat bergantung pada insting dan belum memiliki kemampuan kognitif untuk memahami sepenuhnya tentang konsekuensi. Jika tetap dipaksakan
time out
Anak-anak mungkin akan bingung dan bahkan dapat menjadi marah.
2. Protes dan menolak
Di masa usia tersebut, anak-anak mulai merintis untuk membangun rasa independensi dan sering kali enggan tunduk pada keputusan orangtua mereka. Ketika diminta duduk tenang di suatu tempat yang kurang disenangi, bisa jadi hal itu membuat mereka kesal atau melawan.
3. Memicu trauma
Apabila
time-out
Apabila diberlakukan secara keras, seperti sambil meneriaki atau menyumpahinya, hal tersebut dapat menimbulkan trauma pada anak. Secara tidak langsung, metode itu juga berpotensi merusak ikatan baik antara orangtua dan anak dalam jangka waktu lama.
Bagaimana menerapkan
time out
untuk anak?
Untuk memaksimalkan efektivitas
time out,
terutama pada anak usia 1-3 tahun, berikut beberapa tips yang dapat diterapkan orang tua:
1. Beri peringatan terlebih dahulu
Sebelum menerapkan
time out
, beri mereka peringatan terlebih dahulu. Misalnya dengan mengatakan, ‘kalau kamu tidak berhenti melempar mainan, kamu harus
time out
‘.
Dikutip dari
Centers for Disease Control and Prevention (CDC)
, peringatan ini akan memberi anak kesempatan untuk memperbaiki perilaku mereka.
2. Tenang dan konsisten
Jika si kecil menolak atau kesal ketika mendapat teguran, pastikan Anda tetap tenang serta tidak turut terpancing emosi, Bu. Ucapkan dengan nada yang damai namun tegas sambil jelaskan bahwa mereka wajib mematuhi aturan tersebut.
time out.
3. Gunakan waktu yang sesuai dengan baik
Bagi balita berusia 1 sampai 3 tahun,
time out
Yang umumnya dianggap efektif biasanya bertahan sekitar 2 hingga 5 menit. belum ada cukup bukti ilmiah yang mendukung klaim bahwa waktu lebih lama akan memberikan hasil yang lebih baik.
time out
, memberikan pengaruh yang lebih baik pada anak.
Setelah
time out
Selesaikan dengan memberi apresiasi kepada buah hatimu saat mereka tunjukkan tindakan yang baik. Misalkannya: “Terimakasih telah mendengar dan menyusun kembali mainan-memainyan.” Hal ini dapat menguatkan sikap positif serta menciptakan ikatan lebih erat diantara kedua belah pihak.
Jadi, metode
time out
sebenarnya dapat menjadi cara efektif dalam mendisiplinkan anak usia 1-3 tahun, tapi untuk penerapannya harus dengan hati-hati dan penuh kesabaran.
Penggunaan yang tidak tepat atau berlebihan dapat menyebabkan kebingungan atau frustrasi pada anak. Semoga bermanfaat ya, Bunda.
Pilihan Redaksi
|
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas Squad. Daftar klik di
SINI
. Gratis!