Harga Cabai Melonjak Drastis di Awal 2025, Ini Penyebabnya

staff kilas

Image: Liputan 6

KRP – Memasuki tahun 2025, harga berbagai jenis cabai meningkat drastis. Penjual sayuran dan konsumen mengeluh tentang hal ini.

Hasil survei di pasar tradisional Kota Banjar pada hari Jumat, 2 Januari 2025, menunjukkan bahwa harga cabai merah lokal naik menjadi Rp. 100.000 dari sebelumnya di sekitar Rp. 60.000. Harga cabai merah keriting naik menjadi Rp. 80.000 dari sebelumnya Rp. 50.000. Harga cabai TW naik menjadi Rp. 60.000 dari sebelumnya Rp. 45.000. Dan harga cabai rawit sekarang adalah Rp. 100.000 dari sebelumnya Rp. 70.000.

BACA JUGA:  KILAS RADIO Edisi JUM’AT 04 SEPTEMBER 2020

Salah satu penyebab utama kenaikan harga cabai adalah penurunan pasokan akibat musim penghujan, serta banyak petani yang berlibur menjelang tahun baru, yang mengakibatkan penurunan stok barang.

Erik, pedagang sayuran di Pasar Banjar, mengeluh tentang kekurangan cabai, yang menyebabkan kenaikan harga. Pembeli juga mengeluh tentang kenaikan harga cabai yang drastis.

Dia mengatakan, “Hampir seminggu ini harga cabai naik, stok kurang, pembeli juga mengurangi jumlah pembeliannya, sehingga penjualan juga turun.”

BACA JUGA:  PERBATASAN JABAR JATENG DISEKAT, POLRES BANJAR SIAGAKAN POS 24 JAM NONSTOP

Selain itu, nani pedagang sayur lainnya mengatakan bahwa harga semua jenis cabai telah meningkat. Namun, meskipun harga cabai melonjak drastis, masyarakat tetap membeli meskipun kapasitas mereka berkurang.

“Alhamdulillah, meskipun harganya mahal, masih ada pembeli.” Karena stok yang terbatas, barang bahkan cepat habis. Menurutnya, pembeli harus membeli gercep karena takut kehabisan.

BACA JUGA:  DUA PDP CORONA DI RSUD KOTA BANJAR MENINGGAL

Pelaku bisnis makanan di Kota Banjar juga terkena dampak kenaikan harga cabai rawit. Pemilik warung nasi Edah di Banjar mengaku terpaksa mengurangi jumlah cabai yang dia gunakan dalam masakannya.

Dia mengatakan, “Biasanya masakan bisa menggunakan cabai merah secara bebas, tetapi sekarang agak dikurangi. Apalagi sambal dan cabai rawitnya mahal, dan menurunkan harga makanan juga takut pembeli protes, jadi semuanya susah.”

Artikel ini telah terbit di pewarta.id

Also Read

Bagikan:

Tinggalkan komentar