Krisis Obat RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya: 85% Distributor Berhenti Pasok

staff kilas

KRP – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Soekardjo Tasikmalaya tengah menghadapi krisis obat yang parah. Sebanyak 85% distributor obat telah menghentikan pasokan obat ke rumah sakit ini akibat utang yang membengkak.

Penyebab Krisis Obat

Direktur RSUD dr. Soekardjo, Budi Tirmadi, menjelaskan bahwa krisis obat ini disebabkan oleh tunggakan pembayaran obat ke distributor yang telah mencapai Rp20 miliar dan belum dibayar hingga akhir tahun 2024.

BACA JUGA:  Ketua KPID Jawa Barat. Pendengar Radio Masih Banyak

Dampak Krisis Obat

Krisis obat ini berdampak langsung pada pasien yang terpaksa membeli obat di apotek atau toko di luar rumah sakit. Akibatnya, jumlah pasien yang datang ke RSUD dr. Soekardjo menurun dalam tiga bulan terakhir.

Selain krisis obat, rumah sakit ini juga menghadapi masalah keuangan yang berat akibat piutang yang belum dibayarkan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tasikmalaya, pemerintah pusat terkait penanganan Covid-19, dan pasien perorangan.

BACA JUGA:  Satu warga Positif, 53 Warga Perum Mutiara Regency Lakukan Swab Test

Upaya Pembenahan

Untuk mengatasi krisis ini, RSUD dr. Soekardjo akan melakukan pembenahan, salah satunya dengan mengurangi beban pegawai. Langkah ini diambil untuk menghemat pengeluaran rumah sakit.

Krisis obat di RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya merupakan masalah yang kompleks dan membutuhkan solusi segera. Pemerintah daerah dan rumah sakit perlu bekerja sama untuk mengatasi masalah ini demi memastikan pelayanan kesehatan yang layak bagi masyarakat.

BACA JUGA:  Pagelaran Kreasi Priangan Timur (PKPT) - Puspa Kriya 2023 Bentuk Nyata Meningkatkan Ekonomi di Priangan.

Also Read

Bagikan:

Tinggalkan komentar