Kasus DBD di Banjar Mengkhawatirkan, Dua Anak Meninggal

staff kilas

KRP – Kota Banjar dilanda kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang mengkhawatirkan. Tercatat, ada 65 kasus DBD selama tahun 2024, dengan dua di antaranya berujung pada kematian.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjar, H. Saifudin, mengungkapkan bahwa rata-rata pasien DBD berusia 8 hingga 9 tahun. Rincian kasusnya sebagai berikut: 28 kasus pada Januari, 21 kasus pada Februari, dan 16 kasus pada Maret.

BACA JUGA:  Wagub Jabar Tepis Anggapan Tak Perhatikan Pesantren

Penyebaran Nyamuk Aedes Aegypti

Penyebaran nyamuk Aedes Aegypti, pembawa virus DBD, menjadi penyebab utama tingginya angka kasus. Pemerintah Kota Banjar mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan gerakan 3M, yaitu menguras bak penampungan air, mendaur ulang barang-barang tidak terpakai, dan menutup bak air.

Gejala dan Penanganan DBD

Bagi masyarakat yang mengalami gejala DBD, seperti demam tinggi, nyeri sendi dan otot, serta ruam kulit, diimbau untuk segera berobat ke fasilitas kesehatan terdekat. Penanganan dini dapat mencegah komplikasi dan kematian akibat DBD.

BACA JUGA:  Sekolah Tatap Muka Langsung, Tunggu Juklak Juknis Pemerintah

Status KLB

Meskipun sudah ada korban jiwa, Kota Banjar belum berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB). Namun, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan menjaga kebersihan lingkungan.

Kasus DBD di Kota Banjar menjadi perhatian serius. Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama untuk mencegah penyebaran nyamuk Aedes Aegypti dan mengurangi angka kesakitan dan kematian akibat DBD. Kewaspadaan dan PSN 3M sangat penting untuk menjaga kesehatan masyarakat dari ancaman DBD.

BACA JUGA:  Pemkot Banjar Gelar Swab Test Massal

Dengan upaya bersama, Kota Banjar dapat terbebas dari wabah DBD dan menjadi kota yang sehat dan bebas penyakit.

Also Read

Bagikan:

Tags

Tinggalkan komentar