Ciamis, kilasradiopriangan.com – Adjie Purnama nampak makin sumringah dan bahagia saat menjalankan profesinya sebagai penyiar radio, setelah mendengar khabar, masih banyak yang menjadikan media konvensional seperti radio juga televisi, sebagai media terpercaya rujukan informasi. Pria disabilitas yang hampir duapuluhtahunan bekerja sebagai penyiar itu mendapat khabar terkait masih “sakti-nya” media radio dari hasil riset setelah dilakukan ekspose Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jabar pekan lalu.
Adjie disela –sela siaran pagi di Radio Actari 96.6 FM Ciamis (Rabu 13/11/24), menyatakan sebagai penyiar ia senang pada hasil riset KPID dan Universitas Pasundan Bandung, mengenai penggunaan platform media di Jawa Barat terhadap beberapa generasi itu. Dirinya bangga dan semangat ternyata tetap ada yang mendengarkan radio dan menonton televisi sebagai media terpercaya dan anti hoax dalam hal pemberitaan dan informasi dibanding media lain. “Ya intinya saya senang, harus tetap yakin radio ada pendengarnya dan harus menyampaikan konten dan informasi yang dibutuhkan masyarakat, apalagi saat Pemilu dan Pilkada, setidaknya radio tal menyiarkan khabar bohong dan memprovokasi”, ungkapnya berdiplomasi. Dirinya juga setuju dan sangat mendukung hasil riset untuk adanya pengawasan atau peraturan isi konten yang beredar di medsos, online dan lain-lain, seperti di lakukan terhadap TV dan Radio.
Sebelumnya pada Selasa 05 November 2024 lalu, Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat menggelar Ekspose Hasil Riset Tahun 2024, Politik Penyiaran di Jawa Barat dengan tema ‘Mewujudkan Penyiaran Berkeadilan’/ di Cinunuk Kabupaten Bandung. Riset melibatkan empat perguruan tinggi, diantaranya Universitas Universitas Padjajaran, Universitas Pasundan, Universitas Muhammadiyah Bandung dan Universitas Pakuan Bogor. Menurut Ketua KPID Jawa Barat Adiyana Slamet , dari hasil penelitian bertajuk “Analisis Minat Penggunaan Platform Media di Jawa Barat” yang dilakukan Universitas Pasundan Bandung melibatkan 6 kluster masyarakat, Megapolitan, Priangan Barat, Priangan Timur, Bandung Raya, Cirebon-an dan Karawang-an yang terdiri dari 3 generasi meliputi generasi, X, Y dan Z, di dapati generasi X dan Y masih menjadikan TV dan Radio sebagai sarana hiburan dan sumber informasi terpercaya untuk kehidupan sehari-hari. Riset juga mendapati tingginya ke khawatiran masyarakat dalam melihat perkembangan konten di media berbasis internet. Karenanya Adiyana menegaskan, negara harus hadir untuk menjaga masyarakat dari penyebaran informasi yang kian bebas saat ini.
“Negara harus adaptif dengan perkembangan teknologi. Seperti di Australia, Jerman itu, instrumen negara sudah dibuat untuk melindungi warga negaranya secara kognitif, konten-konten yang kemudian di media berbasis internet itu diawasi oleh negara, sehingga negara Berkewajiban untuk melindungi,” tegas Adiyana. Ditambahkannya, bahkan tercantum dalam pembukaan Undang – Undang Dasar 1945 alinea 4 nomor 1 mengatakan, tujuan negara ada untuk melindungi segenap tumpah daerah Indonesia. [gpwk]