Sejarah Citumang
Citumang adalah sebuah air terjun yang terletak di Desa Bojong, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, Provinsi Jawa Barat. Sungai Citumang dikenal dengan airnya yang jernih yang mengalir dengan tenang melalui bebatuan di sepanjang kedua sisi sungainya. Citumang merupakan salah satu tujuan objek wisata alam yang populer di Pangandaran.
Keindahan Citumang terletak pada keindahan alamnya yang masih asri dan alami. Sungai Citumang yang mengalir membelah hutan jati yang berusia ratusan tahun, menciptakan pemandangan yang sangat mempesona. Air sungai yang jernih berwarna hijau kebiruan, ditambah dengan pepohonan yang rindang dan akar – akar yang menjuntai serta bebatuan yang berwarna dan ber relief dengan lumut – lumut menempel yang membuat suasana di Citumang terasa sejuk dan asri.
Selain terkenal akan keindahan dan pesonanya Citumang Pangandaran di Jawa Barat, ternyata dibalik itu semua tersimpan mitos yang sampai saat ini masih melekat kental di masyarakat sekitar. Dulunya pada masa kerajaan Indonesia mulai menapaki keruntuhannya. Ada seorang utusan yang sengaja mencari informasi akan penyebab runtuhnya beberapa kerajaan yang ada di Indonesia.
Pada zaman dahulu, ada seorang Putri cantik bernama Citumang yang tinggal di sebuah kerajaan di Pangandaran. Putri Citumang memiliki kecantikan yang luar biasa, sehingga banyak pangeran yang ingin menikahinya.
Dalam perjalanannya, putri yang bernama Citumang menyusuri banyak sungai. Namun dari sungai – sungai yang telah dilaluinya terdapat aliran sungai yang kering, sehingga membuatnya harus berhenti sejenak. Aliran sungai yang kering tersebut membuat para utusan dan rombongannya tidak melanjutkan perjalanan dan memilih menepi di aliran sungai tersebut.
Anehnya lagi sang utusan dan para rombongannya hilang hingga tak ada yang mengetahui penyebabnya. Usut punya usut, didalam aliran sungai terdapatlah sosok astral yang menyerupai buaya putih. Diduga utusan dan para rombongan menjadi sasaran akan makhluk astral buaya putih sungai Citumang. Oleh sebab itu dinamailah sungai tersebut Citumang sampai saat ini.
Selain keindahan alamnya, Citumang juga memiliki sejarah yang menarik, yaitu tentang buaya putih. Menurut legenda. Suatu hari, datanglah seorang pangeran dari kerajaan lain yang ingin menikahi Putri Citumang. Pangeran tersebut memiliki sifat yang sombong dan angkuh. Ia merasa bahwa dirinya lebih pantas untuk menikahi Putri Citumang daripada pangeran-pangeran lain.
Putri Citumang menolak lamaran pangeran tersebut. Hal ini membuat pangeran tersebut marah dan murka. Ia mengutuk Putri Citumang menjadi seekor buaya putih. Putri Citumang yang telah menjadi buaya putih pun pergi dari kerajaan. Ia tinggal di sebuah gua yang terletak di Sungai Citumang. Buaya putih tersebut sering kali menampakkan diri kepada orang-orang yang berkunjung ke Sungai Citumang.
Hingga saat ini, masih ada orang-orang yang percaya bahwa buaya putih tersebut masih ada dan tinggal di Sungai Citumang. Namun, ada juga orang-orang yang menganggap bahwa buaya putih tersebut hanyalah legenda.
Dibalik cerita mitos Citumang Pangandaran, nama Citumang sendiri diberikan bukan tanpa alasan. Sungai yang mengalir deras setelah hilangnya utusan dan para rombongannya, ternyata diujung sungai terdapat sebuah curug yang berbentuk mirip dengan tungku. Tumang atau yang berarti tungku menjadi dasar timbulnya nama sungai Citumang Pangandaran ini.
Versi lain dari legenda buaya putih Citumang
Selain versi yang telah disebutkan di atas, ada juga versi lain dari legenda buaya putih Citumang. Menurut versi ini, Putri Citumang tidak dikutuk menjadi buaya putih oleh seorang pangeran, melainkan oleh seorang raja. Raja tersebut merasa bahwa Putri Citumang telah melanggar peraturan kerajaan, sehingga ia mengutuk Putri Citumang menjadi buaya putih.
Versi ini juga menyebutkan bahwa buaya putih Citumang memiliki sifat yang baik dan tidak pernah menyakiti orang-orang. Buaya putih tersebut hanya ingin hidup dengan tenang di Sungai Citumang.
Fasilitas di Citumang Pangandaran
Sebagai salah satu daya tarik objek wisata di Pangandaran, Citumang dijadikan sebagai kawasan body rafting terbaik Pangandaran. Lokasi dan letak sungai yang ideal dengan debit aliran yang tenang namun menantang membuat kawasan ini menyediakan fasilitas body rafting yang bisa kamu coba.
Jika ingin menikmati keseruan wisata arum jeram Pangandaran, disana sudah disediakan alat rafting yang bisa para wisatawan sewa. Alat – alat untuk body rafting banyak disediakan oleh pihak pemandu. Selain fasilitas body rafting, di Citumang Pangandaran – Jawa Barat juga dilengkapi fasilitas pendukung seperti; toilet umum, kamar ganti, warung makan sederhana, area parkir dan lainnya.
Hunting Foto di Citumang Pangandaran
Bagi para wisatawan yang suka menjelajah keindahan alam di Indonesia, maka jangan segan untuk berkunjung ke kawasan sungai Citumang Pangandaran – Jawa Barat. Keindahan wisata sungai ini begitu menarik sehingga dapat dijadikan sebagai spot terbaik untuk hunting foto.
Berbagai spot terbaik dapat diambil dari sudut manapun yang kita sukai, karena pesona alam di Citumang sangat indah. Panorama alam dengan hutan yang masih alami dan berwarna hijau diselingi dengan aliran sungai yang begitu jernih. Membuat foto yang dihasilkan dari tempat wisata Pangandaran ini akan semakin menarik. Sebagai solusinya kita bisa berkunjung ke objek wisata ini untuk menemukan angle foto terbaik.
Sungai Citumang memiliki medan lokasi yang masih belum sempurna dan membuat pengunjung harus ekstra bersabar. Jalanan yang berupa aspal rusak dan berlubang akan kamu lalui ketika masuk di Desa Bojong, Pangandaran.
Jika dari arah pusat Pangandaran, maka kita harus menuju ke arah barat Pangandaran. Jarak lokasi wisata dengan pusat Kota Pangandaran sendiri sekitar 15 Km. Para wisatawan yang ingin ke Sungai Citumang bisa langsung menuju ke Kecamatan Parigi dengan perjalanan menggunakan kendaraan pribadi.
Selain itu juga kita bisa memulainya dari arah Jalan Raya Pangandaran – Cijulang. Jika lewat rute ini maka jarak lokasi semakin dekat yaitu sekitar 4 Km saja. Namun sayang jalannya masih sangat jelek dan berbatu sehingga jarang dilewati pengunjung yang ingin menyaksikan keindahan alam sungai Citumang Pangandaran Jabar. **
Penulis :Rifqi Taufiqurrohman Khodari
Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi PSDKU
UNPAD Pangandaran
Photo : Rifqi Taufiqurrohman Khodari