Bandung. Angka rata – rata usia perkawinan pertama wanita di Jawa Barat 22, 2 tahun. Jika merujuk pada regulasi yang ada, angka itu dinyatakan lebih baik. Menurut Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Barat Drs. Wahidin M. Kes., dalam Undang – Undang No 16 Tahun 2019 sebagai Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan seperti yang diamanatkan Mahkamah Konstitusi (MK), UU Perkawinan yang baru mengubah batas minimal menikah laki-laki dan perempuan minimal usia 19 tahun.
“Nah, berdasar hasil survey BKKBN itu, Jawa Barat angkanya 22,2 tahun, juga trend perkembangannya dari tahun ketahun semakin membaik, semenjak disah-kannya UU tersebut pada 15 Maret 2019”, kata Wahidin.
Wahidin kepada awak media sesaat sebelum acara Pisah Sambut Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat di kantornya Jln. Surapati Kota Bandung, Jum’at 19/03/21 juga menyebut, meski Jawa Barat terbilang diatas ketentuan yang disyaratkan Undang Undang, BKKBN tetap lakukan berbagai upaya dalam menjaga posisi trend nya semakin membaik itu diantaranya melalui program “GenRe”, atau Generasi Yang Punya Rencana dengan pokok program tidak menikah dini, tidak lakukan seks bebas, dan hindari napza.
“Jadi Genre ini untuk generaasi muda. Mereka kita arahkan agar tidak menikah muda, apalagi di Jawa Barat target usianya 21 hingga 25 tahun. Lalu remaja juga tidka melakukan seks pra nikah atau seks bebas dan terakhir, remaja harus menghindari Narkoba, Psikotropika dan Zat Adiktif”, tegas Wahidin.
Terihwal Pisah Sambut, Wahidin menggantikan Kepala Perwakilan sebelumnya Kusmana yang memasuki masa Pensiun. Wahidin dilantik Kepala BKKBN Hasto Wardoyo di Jakarta, Rabu, 03 Maret 2021 silam. Sebelum tugas di Jawa Barat, pria kelahiran Kebumen Jawa Tengah 52 tahun lalu itu merupakan Direktur Bina Penggerakkan Lini Lapangan BKKBN, sejak Agustus 2017. Wahidin bukan kali pertama memimpin BKKBN provinsi. Promosi perdananya sebagai pejabat tinggi pratama atau eselon II pada 2016 adalah Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, setahun selanjutnya ia kembali ke Jakarta menjabat sebagai Kepala Biro Kepegawaian BKKBN. [GP|BW]