Bulan Maret menjadi bulan yang sangat istimewa bagi anggota, pengurus dan keluarga besar yang tergabung dalam perkumpulan Gerakan Cinta Kesenian Tradisional Banyumasan Bandung Raya (Genta Sentramas Baraya), sebuah organisasi sosial kemasyarakatat pada bidang seni budaya. Pada empat tahun silam, tepatnya hari Minggu Pon, 19 Maret 2017 organisasi itu dideklarasikan di Kota Bandung.
USIA BELIA TAK GENTAR TANTANGAN
Sebagai sebuah organisasi yang berbadan hukum resmi dan telah dilegalisasi pemerintah melalui Keputusan Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia, Genta Sentramas menyatakan akan selalu berbenah diri dalam berorganisasi dan terus bertekad secara bersama melestarikan seni budaya dari nenek moyang tanah leluhur tempat asal, yakni Budaya Banyumasan. Setidaknya demikian garis besar yang disampaikan Ketua Umum – Sutarno AJS, dalam pernyataan tertulis yang diunggah melalui akun FB Group Genta Sentramas Baraya, Jumat 19/03/21.
Sutarno dalam pernyataannya mengingatkan segenap elemen dan potensi yang dimiliki organisasinya agar tak hanya terjebak pada sekadar mengingat tanggal lahir pada 19 Maret sebagai awal tonggak berdirinya perkumpulan, jauh daripada itu ia mengajak agar berani introspeksi diri dan mafhum , bahwa pada tanggal itu, menjadi titik awal momentum bersejarah, yang melibatkan sekumpulan tokoh tokoh budaya, para ketua paguyuban dan komunitas yang miliki arah dan tujuan bersama pelestarian seni budaya.
“Jika 4 tahun disebut sebagai umur yang terbilang masih muda belia, perlu diakui. Sehingga masih perlu bimbingan dari para pendiri – pendirinya, masih perlu di asuh dan di bina sehingga pelan tapi pasti bisa berdiri, berjalan, dan melangkah menatap masa depan yang penuh tantangan”, demikian diantaranya penegasan yang disampaikan Sutarno. Karena tantangan itulah kata Sutarno, harus dijawab dengan perjuangan, kerja keras , kerja kompak, kerja tanpa pamrih penuh kebersamaan dan kekeluargaan.
Pada bagian lain pernyataannya, Sutarno juga sampaikan hal membanggakan diantaranya, sudah terbukti semenjak Genta Sentaramas berdiri, hampir semua perhelatan dan pergelaran skala kecil maupun besar bisa terlaksana dengan sukses, berkat gotong royong jajaran pengurus dan anggota serta elemen eksternal pendukung lainnya.
Mengakiri pernyataannya, Sutarno menyampaikan penghargaan yang setinggi tingginya, dan berterima kasih kepada pengurus dan anggota atas bhakti dan loyalitas yang selama ini di berikan kepada organisasi. Ia juga berharap, kerjasama yang telah terjalin, semakin meningkat dan terus berkesinambungan sepanjang masa.
Genta Sentramas kata Sutarno, juga berharap munculnya bibit – bibit baru dalam organisasi yang akan meneruskan tongkat perjuangan dari jiwa muda yang lebih mapan secara intelektual, ahli di bidang teknologi, mumpuni di bidang seni dan budaya yang beradab, sehingga terbentuk regenerasi yang lebih kompak dan saling memberdayakan. Harapan itu tak berlebih, karena pada saatnya nanti akan muncul para seniman dan penggiat seni yang lebih halus, baik secara penjiwaan maupun dalam olah rasa, yang sesuai dengan jati diri dan budaya yang mengandung norma – norma ketimuran nan adi luhung.
SEMANGAT KEGOTONG ROYONGAN, GUYUB RUKUN & PASEDULURAN
Sementara terihwal empat tahun Genta Sentramas, Ketua Dewan Kehormatan dan Pengawas (DKP) Mudibyo W.H.S., S.AP, M.M, menyatakan, meski berusia belia, namun pencapaian dalam rangka pelestarian dan perawatan budaya berdasakan maksud dan tujuan dibentuknya perkumpulan oleh berbagai elemen masyarakat maupun paguyuban dan komunitas Banyumasan di Bandung Raya itu telah mulai menampakkan hasil yang baik. Menurut Mudibyo, kendala dalam berproses pasti ada, jatuh – bangun dialami sebagai dinamika suatu organisasi yang sedang bertumbuh. “Kunci keberhasilan adalah komitmen dengan tujuan perkumpulan, mau berbagi dalam tugas dan tanggungjawab sesuai tupoksinya. Maka, sebaiknya mari singsingkan lengan baju, bersama berbenah dalam segala hal berkaitan dengan amanat Musyawarah Besar yang tertuang dalam AD/ART dan Kebijakan Umum”, demikian salah satu isi pernyataan tertulis Mudibyo.
Lebih lanjut Ketua DKP menyebut, Undang – Undang RI No. 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan yang lahir setelah Genta Sentramas Baraya berdiri; pun ternyata esensinya selaras dengan Visi Misi yang tertuang dalam AD/ART. Karenanya, Mudibyo mengingatkan segenap keluarga besar Genta Sentramas agar jangan ragu dan pesimis bahkan berkecil hati dalam perjuangan demi lestarinya budaya bangsa khususnya Budaya Banyumasan, terkhusus kesenian tradisional Banyumasan berlandaskan nilai kegotong – royongan, guyub – rukun dan semangat paseduluran.
TENTANG GENTA SENTRAMAS BARAYA
Perkumpulan Gerakan Cinta KesenianTradisional Banyumasan Bandung Raya disingkat ‘Genta Sentramas Baraya’ adalah organisasi sosial masyarakat bidang Seni Budaya. Organisasi ini di deklarasikan di Aula Fisip Unpad Jl. Bukit Dago Utara No.25 Kota Bandung, pada hari Minggu Pon, tanggal 19 Maret 2017, dimotori oleh tokoh – tokoh masyarakat, budayawan, akademisi, seniman tradisional, paguyuban dan komunitas Banyumasan yang berdomisili di wilayah Bandung Raya dan sekitarnya.
Tak tanggung- tanggung, demi solidnya organisasi, Genta Sentramas meresmikan dirinya sebagai perkumpulan berbadan hukum , berdasar Akta Notaris Mumuh Muhsin Wiramihardja, SH Nomor 03 Tanggal 02 Mei 2017 dan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia RI Nomor AHU 0007567.AH.01.07 Tahun 2017 Tanggal 06 Mei 2017.
Untuk diketahui, mereka yang mendirikan Genta Sentramas ini diantaranya ; Paguyuban Rangkul Kroya, Pawaka, PAKKEM, Paguyuban Linggamas, Papeling Korwil Bandung, Papermas Korwil Bandung, Pagermas, Paguyuban Sidareja, Paguyuban Tiyang Jawi, Paguyuban Warga Giyanti, Paguyuban Gotong Royong, Paguyuban Serayu Krido Laras, Jariwaka, Sanggar Tari & Rias Esa Ariyanti, Lodaya Jati Waseso, Sinom Budoyo, Langen Budoyo, Campur Sari Tirta Indah Kencana, Cakra Budaya, Serayu Krido Budoyo, Sedulur Sekanca Sekar Bima Wilayah Bandung, Komunitas Sugino Siswo Carito Wilayah Bandung Raya (Bawor Moncer), Koordinator Lintas Komunitas, Kompak, Republik Ngapak Poswil Bandung, dan partisan seni tradisional.
Musyawarah Besar Pertama diselenggarakan dalam rangka Penetapan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga & Kebijakan Umum, Penyusunan Dewan Kehormatan dan Pemilihan Pengurus Periode Masa Bakti 2017-2022. Genta Sentramas Baraya adalah organisasi yang mempunyai massa aktif di Bidang Seni-Budaya Banyumasan dan sebagai wadah aspirasi Pandhemen (penggemar), Penanggap serta Pelaku Seni dalam satu wadah gerakan. Sedangkan medsos dan mass media lainnya dipergunakan untuk saling berkomunikasi dan tukar informasi.
Oragnisasi ini bertujuan memelihara silaturahmi dan meningkatkan kesejahteraan warga Banyumasan di Wilayah Bandung Raya dan sekitarnya, khususnya yang mempunyai eksistensi kesenian tradisional tanpa membedakan asal-usul profesi, latar belakang pendidikan dan pekerjaan.
Beragam kegiatan pelestarian dengan merawat Seni Budaya khususnya Kesenian Tradisional Banyumasan yang berasal dari Wilayah Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap dan Kebumen (Barlingmascapkeb) dilakukan secara gigih, dengan cara mengadakan pelatihan melalui padepokan seni, kegiatan Seni Kriya Wayang Kulit & Golek, diskusi budaya, ivent dan/atau pagelaran-pagelaran seni meliputi; Wayang Kulit & Wayang Golek, Jemblungan, Lengger, Sintren, Calung Banyumasan, Ketoprak, Tonil, Drama, Dagelan, Ebeg (Ebleg/Jaran Kepang/Kuda Lumping), Cepetan, Begalan, Buncis, Beksan (Tari) Banyumasan, Ndolalak, Aplang, Angguk, Gendhing, Kidung, Mocepatan, Campursari, Genjring (Janeng), Kenthongan Thek-thek, Sastra Banyumasan, Film, dll.
Beberapa Pagelaran besar pernah diwujudkan organisasi Banyumasan terbesar di Bandung Raya ini bersama perkumpulan dan komunitas yang ter-afiliasi. Selama masa pandemi, sementara waktu mereka memilih lakukan konsolidasi. Menurut Sekteraris Jenderal Gentra Sentramas Baraya – Susanto, saat ini organisasinya lakukan konsolidasi internal guna mengoptimalkan personel yang makin mumpuni dan menyelaraskan program kerja dengan kebutuhan. Menurut Susanto, pandemi covid19 sangat berpengaruh pada agenda dan kegiatan faktual dilapangan, pasalnya basis utama pergerakan perkumpulannya seni budaya yang melibatkan banyak orang untuk berkumpul. Namun demikian, Susanto menyebut, koordinasi dan komunikasi bertumbuh dengan baik, meski ada keterbatasan karena pandemi.
Disinggung terkait perayaan hari jadi ke 4 organisasi-nya, Susanto menyebut pada Tepung Taun ke 4 ini, pihaknya menyelenggarakan tasyakuran sederhana terbatas, dan doa bersama untuk keselamatan bangsa, agar segera terbebas dari Pandemi Covid 19. “Kami sejalan dengan upaya pemerintah dalam mencegah terjadinya sebaran wabah covid 19 dengan tetap terapkan protokol kesehatan dan menghindari kerumunan pengumpulan massa berlebih”, kata Susanto.
“Sekadar mengingatkan semua anggota dan pengurus, pada hari jadi ke 4 Genta Sentramas , bahwa berorganisasi itu prinsipnya adalah jangan pernah berhenti belajar. Belajar dalam berorganisasi itu penting, lantaran tak ada organisasi manapun, level apapun dimanapun yang menjadi kuat dan besar, tanpa semangat belajar anggotanya”, tegas Susanto. Ia berpendapat, saat pandemi ini menjadi waktu yang tepat bagi organisasinya belajar dalam menentukan sikap dan gerak, karena adanya pembatasan yang tak mungkin dihindari.
Pada bagian akhir pernyataannya, Susanto juga mengajak semua elemen keluarga besar Genta Sentramas agar memahami situasi dan kondisi masa pandemi, dengan tetap semangat dalam terapkan protokol kesehatan dalam keseharian dan aktivitas, termasuk dalam kegiatan kesenian dan budaya. [gp|bw]