Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Tasikmalaya lakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah distributor kedelai untuk mengetahui penyebab kenaikan harga. Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan Kota Tasikmalaya, Firmansyah mengatakan, stok kedelai di distributor masih relatif tersedia, namun harga jual kedelai di distributor masih tinggi, yakni kisaran Rp. 9.000/kg.
Firmansyah kepada awak media termasuk Andik ST reporter Kilas Radio saat sidak Pasar Cikurubuk Kota Tasikmalaya, Senin (11/01/2021) mengatakan, harga di distributor sudah 9 ribuan, sementara dalam Peraturan Menteri Perdagangan harga dasar kedelai impor masih Rp. 6.800/kg. Menurutnya harga kedelai yang saat ini beredar di pasaran sudah jauh melebihi aturan, tapi pihaknya tak bisa serta-merta menyalahkan distributor yang menjual kedelai kepada para perajin tahun dan tempe dengan harga tinggi. Firmansyah memastikan hasil temuan pihaknya tak ada indikasi penimbunan stok kedelai di gudang distributor, hanya saja harga yang melambung dari penyuplai menjadi masalah.
“Jadi khusus di kota Tasik itu tidak ada penimbunan kedelai oleh distributor, hanya yang menjadi masalah adalah harga dari supplier yang lebih mahal, lebih tinggi dari harga dasar yang dikeluarkan kemenenterian perdagangan” ujarnya.
Pada bagian lain keterangannya, Firmansyah menjelaskan pemerintah telah menyiapkan skema untuk kembali mestabilkan harga kedelai di pasaran, diantaranya Kementerian Perdagangan telah memesan 160 ribu ton kedelai untuk operasi pasar agar harga kembali stabil.
Sementara itu lonjakan harga yang tak wajar diakui Ardi Cahyadi distributor kacang kedelai di Pasar Cikurubuk Kota Tasikmalaya. Ardi menyebut kenaikan harga jual dipengaruhi kenaikan harga komoditi dunia, sehingga mau tidak mau harga di pasaran juga ikut naik. Menurut Ardi, ia membeli dari supplier di Jakarta dengan kisaran Rp. 8.600 hingga Rp. 8.700 per kg.
“Dari sana memang sudah naik harganya. Posisi kita juga hanya sebagai penyalur, paling juga kita jual 8.900 sampai 9.000 an perkilo” ujar Ardi. (AST/Red; BW)