SUSAH SINYAL. DUA MAHASISWA ASAL CIGUGUR TERPAKSA DIWISUDA DI GUBUK KEBUN

Kilas Radio Priangan

Cigugur. Momentum wisuda merupakan sebuah moment yang ditunggu-tunggu oleh setiap mahasiswa dan mahasiswi di seluruh Indonesia, bahkan di seluruh dunia. Mengikuti prosesi wisuda memiliki kesan tersendiri dalam diri masing-masing. Dimana mereka bersuka cita mendapati akhir cerita masa studi beberapa tahun dengan penuh perjuangan tidak boleh dilewatkan begitu saja.

Mereka berdandan ganteng dan cantik, mempesona, berwibawa dengan balutan pakaian yang sangat rapih dan tidak lupa jubah dan toga yang mereka dambakan selama beberapa tahun sebagai pakaian inti yang harus dikenakan pada saat wisuda.

Tidak sampai disitu, mereka mengabadikan moment wisuda dengan berphoto bersama teman, kerabat, keluarga, orangtua bahkan sampai dengan pasangannya masing-masing, juga menjadi tradisi yang tidak boleh ketinggalan pada saat wisuda. Tidak ketinggalan pernak-pernik wisuda mereka dapatkan dari orang-orang sekitar seperti boneka, bunga, lukisan wajah, buklet bahkan hal-hal aneh sebagai bentuk hadiah atas kebahagiaan mereka.

Menghadiri memont wisudapun menjadi hal yang tidak boleh terlewatkan bagi para keluarga, kerabat, teman dan orang-orang didekatnya. Dimana photo-photo itu nantinya akan diupload di sosial media dengan berbagai caption, di pajang di rumah masing-masing atau bahkan sampai dijadikan album. Hal ini menjadi sebuah moment berbagi kebahagiaan dan bentuk rasa syukur yang tiada tara baik bagi mereka yang wisuda maupun bagi orang-orang didekatnya.

Mereka sangat bangga ketika nama mereka disebut satu-persatu dengan tambahan gelar dibelakangnya, lalu mereka maju ke panggung untuk digeser tali yang menggantung ditoganya, sebagai tanda resmi bahwa mereka mulai detik itu juga menjadi seorang sarjana.

BACA JUGA:  HARGA KEMIRI (MUNCANG ADU) BAGAIKAN HARGA PERHIASAN EMAS

Tapi berbeda di tahun 2020 ini, moment wisuda yang sudah mereka bayangkan, sudah mereka rencanakan harus sirna. Semenjak badai pandemi covid-19 menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia, pemerintah mulai mengeluarkan kebijakan untuk melakukan aktivitas dari rumah, mulai dari organisasi pemerintahan, swasta, instansi pendidikan dan yang lainnya. Mereka harus Bekerja, belajar, beribadah dan semua akitivitas sosial lainnya dilakukan di rumah, hal ini sebagai upaya pemerintah dalam menangani pencegahan penyebaran covid-19.

Dengan adanya kebijakan tersebut terasa imbasnya bagi seluruh instansi termasuk salah satunya instansi pendidikan. Isntansi pendidikan mengeluarkan surat edaran dengan melakukan proses pendidikan di rumah seperti belajar daring, kuliah daring, dan wisudapun dilaksanakan secara daring.

Melakukan aktivitas daring/online bagi sebagian masyarakat yang tinggalnya di lingkungan perkotaan mungkin tidak menjadi masalah karena keadaan sinyal yang mendukung, tapi bagi mereka yang tinggalnya di pedesaan/perkampungan menjadi masalah besar. Mereka harus mencari tempat yang keadaan sinyalnya stabil. Seperti yang dilakukan oleh dua mahasiswa asal Cigugur Pangandaran , icep rijalul Hidayat dan Agus Didin Misbahudin.

Mereka merupakan lulusan tahun 2020 dari salah satu Universitas Islam Negeri di Bandung. Pada tanggal 24 Oktober 2020 kemarin mereka melaksanakan prosesi wisuda secara daring, tapi mereka tidak bisa melakukannya di rumah. Karena di Dusun. Mekarsari RT/RW 015/04 Ds. Pagerbumi Kec. Cigugur mereka keadaan yang tidak stabil sinyalnya. keduanya terpaksa pelaksanaan wisuda di sebuah Gubuk Kebon Milih orang tua Agus.

BACA JUGA:  LIBURAN DI PANGANDARAN. AQUARIUM INDONESIA BISA JADI ALTERNATIF

Menurut Agus, dirumah susah cari sinyal, kadang harus menyimpan hp di dekat jendela atau duduk diluar rumah untuk mendapatkan sinyal.

Sedang untuk mendapatkan sinyal yang stabil mereka harus mencari bukit yang lumayan tinggi yang tidak terhalang oleh bukit yang lainnya. Hal ini pula yang dilakukan oleh kedua mahasiswa tersebut, dengan peralatan yang mereka punya seperti leptop dan hp, mereka harus melaksanakan wisuda di Gubuk Kebun yang ada di atas bukit di dekat rumah mereka.

Di gubuk ini mereka bisa melihat pemandangan alam yang luar biasa indahnya, sejauh mata memandang semuanya hijau perkebunan masyarakat sekitar dan hutan belantara. Gubuk kebun yang mereka gunakan sebagai tempat untuk melaksanakan prosesi wisuda milik salah satu orang tua mahasiswa tersebut, mereka bersyukur karena adanya gubuk ini mereka bisa melaksanakan wisuda dekat rumah, tidak perlu tumpang dirumah tetangga atau pergi sedikit ke kota yang keadaan sinyalnya stabil.

Dengan kondisi hujan pula, tidak menyurutkan kebahagiaan dan semangat mereka untuk melaksanakan prosesi wisuda. Termasuk orang tua mereka, dengan setia mendampingi anaknya. Mereka berdandan rapih memakai sepatu layaknya mau menghadiri wisuda dikampus tempat anaknya belajar dan menuntut ilmu. Meskipun melaksanakan wisuda secara daring orang tua mereka tetap bangga, dan bahagia melihat anaknya memakai jubah toga, berkalungkan medali terlihat sangat gagah. Bahkan salah satu orang tua mereka ada yang sampai meneteskan airmatanya ketika nama anaknya disebut dalam leptop.

BACA JUGA:  Operasi Yustisi Polsek Cigugur: Menumbuhkan Kesadaran Penggunaan Masker di Pangandaran

Ketika di tanya, mereka menjawab โ€œkami bangga anak kami telah lulus, telah menjadi sarjana. Kami sampai tidak yakin bisa menyekolahkan anak sampai ke jenjang S1. Karena kami hanya sebatas petani tulen yang tidak mempunyai penghasilan tetap setiap bulannya. Tapi kami yakin bahwa kami mampu dan Allah pasti memberi jalan bagi mereka-mereka yang menuntut ilmuโ€. Hal inilah yang menjadi semangat kedua mahasiswa tersebut untuk menyelesaikan studi tepat pada waktunya. Semangat kedua orang tua mereka dan doโ€™a yang selalu di panjatkan oleh orang tuanya.

Ketika ditanya kepada mereka tentang pendapatnya, perasaannya dan harapannya dengan pelaksanaan wisuda daring ini, mereka menjawab โ€œkami sangat bahagia, sangat senang, tidak disangka kami bisa menyelesaikan studi tepat pada waktunya dengan berbagai cerita dan perjuangan kami masing-masing. Wisuda kali ini mempunya kesan tersendiri bagi kami meskipun banyak yang bilang kami angkatan corona, ini merupakan motivasi bagi kami untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi, agar kami bisa merasakan wisuda kembali dengan dihadiri oleh keluarga, teman, kerabat dan orang-orang terdekat. Dan kami berharap semoga pendemi covid-19 ini cepat hilang, cepat berakhir agar aktitvitas sosial bisa berjalan kembali, semoga bumi ini pulih kembali dan damai. Tidak ada wisuda daring seperti yang kami rasakanโ€ ucap mereka. ( 28/10/20 ).Dede Syahril Sidik

Baca Selanjutnya:

Bagikan:

Tinggalkan komentar

/